Postingan

BERPISAHNYA PANGERAN DIPONEGORO DENGAN KAFILAH K.R. ASMOROSUPI

Dengan semangatnya para pejuang perang gerilya melawan penjajah Belanda, kemudian berpisahlah Pangeran Diponegoro dengan kafilah K.R. Asmorosupi dan keluarga di Desa Menoreh tersebut. Selanjutnya K.R. Asmorosupi beserta keluarga meneruskan perjalannya melalui desa salaman terus keselatan menuju Desa Kaliabu, kemudian menuju kearah barat berjalan setapak melaui perbukitan hutan rimba menuju Desa Kramat, yaitu daerah perbatasan Kab. Magelang daerah Kab. Wonosobo pada tahun 1830 M. Adapun Beliau R. Syamsul Ma’arif ( KH.R. Abdul Fattah) adalah sebagai seorang pemuda yang sangat gigih berjuang perang secara bergerilya melawan penjajah Belanda, sehingga berpisahlah beliau dengan kafilah K.R. Asmorosupi. Hal ini tercium adanya semangat perjuangannya oleh tentara Belanda, yang kemudian beliau R. Syamsul Ma’arif dikejar hingga masuk hutan. Didalam hutan beliau merasa lelah, kemudian beristirahat dan berlindung, kebetulan ada sebuah pohon besar dan berlubang maka dimasukilah pohon tersebu

PERJALANAN R. SUTOMARTO II (K.R. ASMOROSUPI) HIJRAH DARI KRATON NGAYOGYAKARTA

K.R. Sutomarto II alias K.R. Asmorosupi, beliau adalah termasuk pewaris Kraton Ngayogyakarta hadiningrat, keturunan dari Brawijaya V Mojopahit Kertabumi th. 1468-1478 Masehi grad ke 11, yang bermukim di dalam kraton bersama para warga, keluarga dan para punggawa. Yang hidup serba kecukupan, aman damai tak kurang satu apapun. Tetapi beliau adalah seorang Ulama’ besar yang Alim Ilmunya, lagi pula mempunyai sifat patriot sebagai pejuang yang cukup tinggi, maka sifat-sifat yang demikian itu diwariskan kepada para putera dan para cucu, yang kemudian menjadi pejuang disegala bidang pada masyarakat, terutama sekali dibidang mental spiritual keagamaan. PERANG MELAWAN PENJAJAH BELANDA Ketika Pangeran Diponegoro berperang melawan penjajah Belanda bersama-sama K.R. Amorosupi yang diikuti pula oleh seorang putera yaitu KH.R. Marhamah beserta istri dan empat orang putera ialah : H.R. Syukur Sholeh, H.R. Manshur, KH.R. Abdul Fattah dan R. Mohamad Ansor, bersama-sama meninggalkan Kraton Ngayog

SILSILAH KH.R. ABDUL FATTAH - WONOSOBO

Gambar

RIWAYAT HIDUP KH.R. ABDUL FATTAH - WONOSOBO

KH.R. Abdul Fattah nama kecilnya R. Syamsul Ma'arif beliau dilahirkan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1812 Masehi. Beliau diasuh serta dididik dan dibesarkan dalam kraton, beliau diajarkan ilmu Agama Islam oleh ayahanda KH.R. Marhamah sejak kanak-kanak hingga dewasa. Beliau mempunyai sinar mata yang tajam dan cerdas, serta ilmu yang dipelajarinya langsung dapat dikuasai. Kemudian meneruskan belajar ilmu agama di Makkatul Mukarromah sekaligus menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu Ibadah Haji. Atas semua yang dicapainya itu maka dalam usia yang relatif muda sudah tampak kepribadiannya sebagai seorang alim, agung dan berwibawa serta penuh kharisma. 1. SIFAT KAROMAH DAN SENANG TIRAKAT Semenjak kecil beliau KH.R. Abdul Fattah senang tirakat/riyadloh, tekun beribadah disamping melaksanakan ibadah wajib, mengerjakan Sholatullail, Sholat hajat/tahajud beliau selalu taqorrub Ilalloh, mengurangi tidur malam, waktu siang digunakan beribadah puasa sunnah. Bahkan

SEKILAS LEGENDA DAN BIOGRAFI

Dusun Sigedong Baturono termasuk Desa Tegalgot Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Dulunya adalah bukit hutan belantara konon tempat kerajaan jin, lelembut dan lain sebagainya. Dan barang siapa yang berani menjamah memasuki hutan tersebut akan hilang musnah tanpa bekas dan tak diketahui arah. Sehingga tiada seorangpun yang berani mendekat apalagi memasukinya. Namun atas kekuasaan Allah SWT, ketahuilah bahwa KH.R Abdl Fattah adalah seorang dari keturunan R. Mas Said (Sunan Kalijogo) dan Prabu Brawijaya V grad ke 13, ialah seorang Auliya' dan Ulama besar, tokoh pejuang dalam melawan penjajah Belanda pada zamannya. Berkat Karomah dan ilmunya yang cukup tinggi serta keampuhan do'a-do'anya, beliau dapat melumpuhkan dan mengusir makluk-makluk halus yang ada disana. Kemudian daerah tersebut dijadikan tempat bermukim beliau bersama-sama istri-istri dan para putera-putrinya, dan selanjutnya ditempati oleh keturunannya hingga sekarang. 1. DUSUN SIGEDONG BATURONO SEBAGAI TEMPAT T

PENDAHULUAN

KH.R. Abdul Fattah adalah termasuk seorang auliya' dan Ulama' besar di daerah kabupaten wonosobo yang gigih berjuang melawan penjajah Belanda bersama ayahandanya yaitu KH.R. Marhamah bin R. Sutomarto II alias K.R. Asmorosupi. Beliau K.R. Asmorosupi yang diikuti seorang putra yaitu KH.R. Marhamah beserta istri dan empat putera yaitu : 1. R. Syukur Sholeh 2. R.H. Manshur 3. KH.R Abdul Fattah 4. R. Mohammad Ansor meninggalkan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama-sama dengan Pangeran Diponegoro pada tahun. 1829 M selanjutnya bermukim di Desa Pasekan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. I. PERTAMA KALI MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM Kafilah rombongan beliau K.R. Asmorosupi yang diikuti seorang putera dan para cucu, setelah meninggalkan Desa Pasekan menuju Dusun Kramat Desa Wuwuharjo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Dusun kramat ini konon kabarnya terkenal hutan wingit (angker) beliau dapat bermukim dengan istiqomah dan mulai dapat mengembangkan syari&