PERJALANAN R. SUTOMARTO II (K.R. ASMOROSUPI) HIJRAH DARI KRATON NGAYOGYAKARTA
K.R. Sutomarto
II alias K.R. Asmorosupi, beliau adalah termasuk pewaris Kraton Ngayogyakarta
hadiningrat, keturunan dari Brawijaya V Mojopahit Kertabumi th. 1468-1478
Masehi grad ke 11, yang bermukim di dalam kraton bersama para warga, keluarga
dan para punggawa. Yang hidup serba kecukupan, aman damai tak kurang satu
apapun.
Tetapi beliau
adalah seorang Ulama’ besar yang Alim Ilmunya, lagi pula mempunyai sifat
patriot sebagai pejuang yang cukup tinggi, maka sifat-sifat yang demikian itu
diwariskan kepada para putera dan para cucu, yang kemudian menjadi pejuang
disegala bidang pada masyarakat, terutama sekali dibidang mental spiritual
keagamaan.
PERANG MELAWAN PENJAJAH BELANDA
Ketika Pangeran
Diponegoro berperang melawan penjajah Belanda bersama-sama K.R. Amorosupi yang
diikuti pula oleh seorang putera yaitu KH.R. Marhamah beserta istri dan empat
orang putera ialah : H.R. Syukur Sholeh, H.R. Manshur, KH.R. Abdul Fattah dan
R. Mohamad Ansor, bersama-sama meninggalkan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
dan Kafilah K.R. Amsorosupi menuju Desa Pasekan Kec. Muntilan Kab. Magelang.
Di Dusun Pasekan
ini beliau K.R. Asmorosupi bersama keluarganya singgah bermukim untuk sementara
waktu, yang kemudian melanjutkan perjalanan melewati Borobudur hingga sampai
Desa Menoreh. Di Desa Menoreh Pangeran Diponegoro dan para prajuritnya bersama
dengan Kafilah K.R. Asmorosupi mengadakan strategi untuk bergerilya melawan
penjajah Belanda, sehingga bala tentara Belanda mengalami banyak korban. Di
tengah berkecamuknya peperangan Pangeran Diponegoro bersama-sama pengikutnya
masih menyempatkan waktunya untuk membangun sarana tempat Ibadah yaitu
mendirikan sebuah Langgar ( Mushola) sebagai tempat Semedi / Mujahadah.
Langgar tersebut
dinamakan LANGGAR AGUNG PNP. DIPONEGORO, terletak di Desa Menoreh, Kec. Salaman
Kab. Magelang.
Komentar
Posting Komentar